Imunisasi – Jenis, Jadwal dan Efek Samping
Imunisasi ialah program penangkalan penyakit menyebar yang sudah dilakukan dengan penyuntikan vaksin. Dengan penyuntikan vaksin ini, maka orang bisa menjadi resisten terhadap penyakit tertentu. Mekanisme ini bisa dilaksanakan semenjak usia bayi sampai di bangku sekolah. Program imunisasi ini juga umumnya telah terencana pada kurun waktu tertentu sehingga tiap anak dipastikan mendapatnya tepat waktu.
Baca juga Diabetes – Gejala, penyebab dan mengobati
Jenis-jenis Imunisasi
Beberapa imunisasi harus diberi pada anak-anak saat sebelum umur setahun. Selainnya dapat menahan mereka dari penyakit yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius, program ini kerap jadi persyaratan untuk registrasi masuk sekolah atau di tempat untuk menitipkan anak. Maka dari itu, penting selalu untuk mengupdate vaksin anak-anak. Berikut imunisasi yang direferensikan untuk anak umur 0-6 tahun:
- Hepatitis B.
- Rotavirus.
- Difteri, tetanus, pertusis.
- Haemophilus influenzae tipe B.
- Pneumokokus.
- Virus polio.
- Influensa.
- Campak, gondongan, rubella.
- Varicella (cacar air).
- Hepatitis A.
- Meningokokus (untuk kelompok beresiko tinggi tertentu).
Selainnya anak-anak, orang dewasa juga perlu memperoleh vaksin untuk mencegah mereka dari penyakit menyebar yang beresiko. Berikut vaksin yang dapat diberi ke orang dewasa:
- Influenza.
- Pneumokokus.
- DPT.
- Hepatitis A dan hepatitis B.
- HPV.
- MMR.
- Varicella.
Kapan Jadwal Untuk Imunisasi?
Imunisasi teratur lengkap terbagi dalam imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar yakni imunisasi teratur yang diberi pada bayi saat sebelum berumur 1 tahun. Kegiatan imunisasi dasar dilaksanakan secara terus-menerus sebagaimana yang telah terjadwal. Sedangkan imunisasi lanjutan diberikan sebelum usia 16 tahun. Berikut perincian jadwal imunisasi rutin lengkap sesuai umur anak:
Imunisasi dasar
- Bayi baru lahir: hepatitis B dosis 1
- Umur 1 bulan: BCG dosis 1
- Umur 2 bulan: hepatitis B dosis 2, polio dosis 1 , DTP dosis 1, Hib dosis 1, PCV dosis 1, rotavirus dosis 1
- Umur 3 bulan: hepatitis B dosis 2, polio dosis 2, DTP dosis 2, Hib dosis 2, rotavirus dosis 2
- Umur 4 bulan: hepatitis B dosis 3, polio dosis 3, DTP dosis 3, Hib dosis 3, rotavirus dosis 3
- Umur 6 bulan: PCV dosis 2, rotavirus dosis 2, influenza
- Umur 9 bulan: MR dan JE
Imunisasi lanjutan
- Umur 12-24 bulan: PCV, varisela, hepatitis B, polio, DTP, Hib, MR/MMR, hepatitis A
- Umur 2-3 tahun: JE
- Umur 5-7 tahun: MR/MMR
- Umur 9-14 tahun: HPV
- Umur 9-16 tahun: dengue
Efek Samping
Imunisasi ialah tindakan klinis yang termasuk aman. Walau demikian, sama dengan semua penyembuhan secara umum, proses ini mempunyai efek. Dalam umumnya kasus, efeknya cenderung ringan. Reaksi ringan yang paling biasa terjadi, diantaranya:
- Rasa nyeri atau kemerahan pada bagian yang di suntik
- Demam ringan.
Efek seperti pada atas umumnya akan menghilang dalam beberapa waktu. Pada kasus yang jarang, demam tinggi sampai di atas 40 derajat Celcius dapat terjadi sesudahnya. Pada anak-anak, beberapa dapat mengalami resiko alergi. Akan tetapi, reaksi alergi umumnya terjadi sesudah pemberian imunisasi. Jika terjadi demikian, segera konsultasikan ke dokter, sehingga alergi tersebut dapat ditangani dengan baik.
Itulah beberapa tips mengenai Imunisasi – Jenis, Jadwal dan Efek Samping. Jika anda mengalami kurang sehat, silahkan konsultasikan ke dokter/ rumah sakit terdekat. Silahkan hubungi rumah sakit RS Budi Medika atau Hubungi kami disini: 082180000678 jika memerlukan bantuan medis atau konsultasi dokter.
Baca juga Apa itu Gizi Buruk, Tanda, dan Gejalanya
Reference:
https://www.alodokter.com/imunisasi
